Assalamu'alaikum Saudaraku
Al-Hayatubila Habibi Kalla Laita Bila Nujumi
Ingatlah Waktu Bagaikan Emas
Al-Hayatubila Habibi Kalla Laita Bila Nujumi
This is default featured slide 3 title
Al-Hayatubila Habibi Kalla Laita Bila Nujumi
This is default featured slide 4 title
Al-Hayatubila Habibi Kalla Laita Bila Nujumi
This is default featured slide 5 title
Al-Hayatubila Habibi Kalla Laita Bila Nujumi
Minggu, 24 Oktober 2021
Jumat, 02 April 2021
ANAK MILENIAL DI DUNIA DIGITALISASI
Makalah BAIK DAN BURU
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
terpanjatkan rasa syukur kehadirat Allah swt. Yang telah mengangkat manusia
dari pada makhluk-makhluk lain, karena adanya akal dan kemulyaan akhlaq serta
taqwa-nya. Sholawat serta salam mudah-mudahan selalu terwasilahkan kepada
beliau Nabi besar Muhammad saw yang telah diutus oleh Allah untuk membimbing
manusia dari jalan yang sesat menuju jalan yang penuh dengan hidayah-nya.
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah
ini. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu Bapak MOCH. KHOLIK, S.Pd.I. sehingga kami
bisa bealajar dan menyelesaikan makalah ini dengan waktu yang tepat.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh sebab itu penulis angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan
semoga sengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
teman-teman. Amin...
Penulis
Imam Safi’i
DAFTAR ISI DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
A. Pengertian Baik dan Buruk........................................................................... 2
B. Ukuran Baik dan Buruk Menurut Beberapa Aliran...................................... 3
C. Kriteria Perbuatan Baik Menurut Ajaran Islam............................................. 5
D. Akhlak Mahmudah dan Akhlak Madzmumah.............................................. 5
BAB III PENUTUP............................................................................................... 8
A. Kesimpulan.................................................................................................... 8
B. Saran.............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... ..9
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam ilmu
akhlak kita berjumpa dengan istilah-istilah baik dan buruk. Apakah
kebiasaan-kebiasaan yang kita perbuat itu baik atau buruk. Setiap perbuatan
manusia itu ada yang baik dan ada yang tidak baik atau buruk. Baik dan buruk
merupakan dua istilah yang banyak digunakan untuk menentukan suatu perbuatan
yang dilakukan oleh seseorang. Pernyataan tersebut dapat dijadikan dasar untuk
menilai perbuatan itu baik atau buruk, sehingga dapat dilatar belakangi sesuatu
yang mutlak dan relatif. Pernyataan – pernyataan tersebut perlu dicarikan
jawaban dan dapat dijadikan rumusan masalah sehingga para pembaca menilai
sesuatu itu baik atau buruk memiliki indikator yang pasti. Untuk itu dijadikan
pembahasan masalah adalah Bagaimana ukuran menilai baik dan buruk menurut
pandangan Islam.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian baik dan buruk?
2. Apa penentuan baik dan buruk?
3. Bagaimana ukuran menurut aliran-aliran
(madzhab)?
4. Apa kriteria akhlak mahmudah dan madzmumah?
C.
Tujuan Masalah
1. Untuk
Mendeskripsikan pengertian baik dan buruk
2. Untuk
Mendeskripsikan penentuan baik dan buruk
3.
Untuk Mendeskripsikan ukuran menurut aliran-aliran (madzhab)
4.
Untuk Mendeskripsikan kriteria akhlak mahmudah dan madzmumah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Baik dan Buruk
Dari segi bahasa baik adalah
terjemahan dari kata khair dalam bahasa Arab, atau good dalam bahasa Inggris.
Louis Ma‟luf dalam kitabnya, Munjid, mengatakan bahwa yang disebut baik adalah
sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan. Selanjutnya, baik itu juga sesuatu
yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan dan memberikan
kepuasan. Sesuatu yang sesuai dengan keinginan juga baik. ( Nata, 2010:104)
Pengertian “baik” menurut Ethik adalah sesuatu yang berharga untuk
sesuatu tujuan. Sebaliknya yang tidak berharga, tidak berguna untuk tujuan,
apabila merugikan, atau yang menyebabkan tidak tercapainya suatu tujuan adalah
“buruk”.(Mustofa,
2014:56).
Sedangkan menurut Ensiklopedi Indonesia sesuatu hal dikatakan baik, bila ia
mendatangkan rahmat, memberikan perasaan senang atau bahagia. Jadi sesuatu yang
dikatakan baik bila ia dihargai secara positif.
Sedangkan buruk dari segi bahasa adalah terjemahan dari syarr dalam
bahasa Arab, atau bad bahasa Inggris. Dan diartikan sesuatu yang tidak baik,
tidak seperti seharusnya, tak sempurna dalam kualitas, dibawah standar, kurang
dalam nilai, keji, jahat, tidak bermoral dan perbuatan yang bertentangan dengan
norma-norma masyarakat yang berlaku. Buruk juga bisa berarti segala yang
tercela, lawan baik, pantas, bagus dan sebagainya. Perbuatan buruk berarti
perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat yang berlaku.
Sedangkan menurut Ensiklopedi Indonesia buruk adalah segala yang tercela, lawan
baik, pantas, bagus dan sebagainya.
Dari beberapa pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa baik itu
adalah sesuatu yang memberikan kesenangan, kepuasan, kenikmatan sesuai dengan
yang diharapkan, atau dengan kata lain sesuatu yang dinilai positif.
sedangkan apa yang dinilai tidak baik berarti buruk. nilai baik dan buruk
itu relatif dan subyektif, karena tergantung pada individu dalam menilai
sesuatu.
B. Ukuran Baik dan Buruk Menurut
Beberapa Aliran
Bila kita
hendak mengetahui panjang sesuatu, kita memakai ukuran-ukuran tertentu. Maka
dengan ukuran apakah kita dapat mengetahui baik dan buruk?
Mempersoalkan
ukuran baik dan buruk pada perbuatan manusia, maka ukurannya selalu dinamis,
sulit dipecahkan. Kenyataan yang ada dalam kehidupan, bahwa ada beda pendapat
dalam melihat baik dan buruk. Sekarang seseorang melihat suatu hal itu buruk,
tapi pada suatu saat dia melihatnya itu baik dan sebaliknya. Menurut
Poedjawijatna hal ini terpengaruh oleh pandangan filsafat tentang manusia.
Beliau menyebutkan sejumlah pandangan filsafat yang digunakan dalam menilai
baik dan buruk, yaitu hedonisme, utilitarianisme, vitalisme, sosialisme,
religiosisme, dan humanisme. Sedangkan Asmaran As. Menyebutkan ada empat aliran
filsafat yaitu adat kebiasaan, hedonisme, intuisi, dan evolusi.(nata, 2010:107)
1.
Baik dan Buruk Menurut Aliran Adat
Istiadat
Dalam segala tempat dan waktu,
manusia terpengaruh oleh adat istiadat golongan dan bangsa, karena ia hidup
dalam lingkungan mereka. Mereka melakukan perbuatan dan menjauhi perbuatan
lainnya, sedangkan kekuatan memberi hukum terhadap sesuatu belum tumbuh begitu
rupa, sehingga ia mengikuti kebanyakan perbuatan yang mereka lakukan atau
meraka singkiri.(Amin, 1975:87)
Aliran Tradisionalisme, berpendapat
bahwa norma “baik” dan “buruk” adalah tradisi atau adat kebiasaan. Tiap suku
atau bangsa memiliki adat-istiadat yang diwariskan dari nenek moyangnya,
adat-istiadat atau tradisi itu merupakan hukum yang harus diikuti bagi suatu
suku atau bangsa. Dipandang baik bagi orang yang mengikutinya dan dipandang
buruk bagi orang yang melanggarnya.
2.
Baik
dan Buruk Menurut Aliran Hedonisme
Aliran Hedonisme, berpendapat bahwa
kebahagiaan merupakan norma baik dan buruk. Sesuatu itu dipandang baik jika
mendatangkan kebahagiaan dan perbuatan itu buruk jika mendatangkan penderitaan.
Aliran hedonism terbagi menjadi dua :
a.
Kebahagiaan Diri (Egoistic
Hedonisme)
Menyatakan bahwa ukuran kebaikan
adalah Kelezatan diri pribadi orang yang berbuat. Paham ini mengatakan bahwa
tiap orang harus memilih apa yang mendatangkan kebahagiaan bagi dirinya dan
berbuat sesuai apa yang dapat mengantarkannya pada tujuannya, perbuatan yang
mengantarkan pada tujuan adalah baik. Dan sebaliknya untuk penilaian buruk.
b.
Universalistic Hedonisme
Kebahagiaan adalah kebahagiaan yang
bersifat universal. Paham ini menghendaki agar manusia mencari kebahagiaan
sebesar-besarnya untuk sesama manusia, bahkan untuk sagala mahluk yang
berperasaan. Untuk menilai suatu perbuatan itu baik atau buruk, yang perlu
diperhatikan adalah kesenangan dan kepedihan yang diakibatkan dari perbuatan
itu. Dalam paham ini yang dimaksudkan adalah akibat yang akan dirasakan oleh
seluruh mahluk atau universal.
3.
Baik dan Buruk Menurut Paham Intuisisme
Berpendapat bahwa pengetahuan baik
dan buruk adalah intuisi. Intuisi adalah kekuatan batin yang dapat mengenal
sesuatu yang baik dan buruk dengan sekilas pandang tanpa melihat manfaat dan
akibat yang ditimbulkan.(Hidayat,2013:2013:41) Paham ini berpendapat bahwa
setiap manusia memiliki kekuatan batin sebagai suatu instrument yang dapat
membedakan baik atau buruknya suatu perbuatan. Intuisi ini semacam ilham yang
memberi tahu nilai perbuatan itu lalu menetapkan hukum baik buruknya
sebagaimana kita diberi mata dan telingan, dengan sekilas melihat dapat
menetapkan putih atau hitamnnya sesuatu, dengan hanya mendengar sekilas kita
dapat menyatakan suara itu merdu atau tidak. Demikian pula kita diberi intuisi,
apabila kita melihat suatu perbuatan dapan menyatakan baik atau buruknya.
4.
Baik
dan Buruk Menurut Paham Utilitarianisme
Utilis berarti berguna. Paham ini berpendapat
bahwa yang baik ialah yang berguna. Paham ini mendapat perhatian di zaman
sekarang. Paham ini menjelaskan arti kegunaan tidak hanya berhubungan dengan
materi, melainkan melalui sifat rohani yang bisa diterima akal
5.
Baik
dan Buruk Menurut Paham Vitalisme
Berpendapat bahwa yang baik ialah yang
mencerminkan kekuatan dalam hidup manusia. Dalam masyarakat modern dimana
masyarakatnya sudah maju, paham ini tidak akan mendapatkan tempat lagi,
kemudian beralih dengan sifat demokratis.
6.
Baik
dan Buruk Menurut Paham Religiosisme
Yang baik menurut paham ini adalah
perbuatan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Sedangkan perbuatan buruk adalah
sikap atau perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak
Tuhan.(Hidayat,2013:2013:41)
7.
Baik
dan Buruk Menurut Paham Evolusi
Berpendapat bahwa segala sesuatu
yang ada dialam ini akan mengalami evolusi. Ketentuan alam berarti bahwa alam
ini menyaring segala yang wujud, mana yang pantas untuk hidup terus dan mana
yang tidak. Perjuangan hidup berarti suatu usaha dalam mempertahankan hidupnya
dengan melawan segala yang menjadi musuhnya. Dan kekal bagi yang lebih pantas
yaitu segala sesuatu yang berhak hidup setelah mengalami perjuangan-perjuangan
dalam berkompetisi dengan jenis-jenis lainnya.
C. Kriteria
Perbuatan Baik Menurut Ajaran Islam
Ajaran
Islam adalah ajaran yang bersumberkan wahyu Allah SWT. Al Qur’an yang dalam
penjabarannya dilakukan oleh hadits Nabi Muhammad SAW. Menurut ajaran Islam
penentuan baik dan buruk harus didasarkan pada petunjuk Al Qur‟an dan Al
Hadits. Jika kita memperhatikan Al Qur‟an dan Al Hadits dapat dijumpai berbagai
istilah yang mengacu pada yang baik dan ada pula yang mengacu pada yang buruk.
Misal kita jumpai pada Qs An Nahl ayat 125:
äí÷$# 4n<Î) È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# (
Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& 4
¨bÎ) y7/u uqèd ÞOn=ôãr& `yJÎ/ ¨@|Ê `tã ¾Ï&Î#Î6y (
uqèdur ÞOn=ôãr& tûïÏtGôgßJø9$$Î/ ÇÊËÎÈ
Artinya serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu
dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.
Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar
yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
Baik menunjukkan sesuatu yang disukai atau
dipandang baik. Juga menunjukkan sesuatu yang baik oleh seluruh umat manusia,
seperti: berakal, adil, keutamaan dan semua yang bermanfaat bagi manusia. Baik
juga menunjukkan upaya memperluas atau memperbanyak melakukan perbuatan baik.
(Hidayat,2013:2013:48)
Dari ketentuan ini, dapat diambil kesimpulan
bahwa baik dan buruk dalam islam tidak hanya ditentukan oleh amal perbuatan
nyata saja, melainkan lebih dari itu yaitu niat yang ikhlas.(Hidayat,2013:2013:48)
Untuk menentukan baik dan buruk, islam
memperhatikan kriteria lainnya, yakni bagaimana prose perbuatan tersebut.
D. Akhlak
Mahmudah dan Akhlak Madzmumah
Ada dua penggolongan akhlak secara garis besar,
yaitu: akhlak mahmudah (fadhilah) dan akhlak madzmumah (qabihah). Akhlak
mahmudah adalah segala macam sikap dan tingkah laku yang baik (yang terpuji),
sebaliknya segala macam sikap dan tingkah laku yang tercela disebut dengan
akhlak madzmumah. Imam Al Ghozali menggunakan istilah “munjiyat” untuk akhlak
mahmudah dan “muhlihat” untuk yang madzmumah.(Mustofa, 2014:197) Di kalangan
ahli tasawuf, kita mengenal sistem pembinaan mental dengan istilah: takhalli,
tahalli, dan tajalli.
Takhalli adalah mengosongkan atau
membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela, karena sifat-sifat tercela itulah
yang dapat mengotori jiwa manusia. Dan tahalli adalah mengisi jiwa (yang telah
kosong dari sifat tercela) dengan sifat-sifat terpuji (mahmudah). Dan pada
tingkatan selanjutnya, setelah jiwa yang kosong ini berisi dengan sifat-sifat
terpuji, hingga akhirnya sampailah pada tajalli, yakni tersingkapnya tabir
sehingga diperoleh pancara Nur Ilahi.
Adapun akhlak mahmudah sebagaiman yang
dikemukakan oleh para ahli akhlak, antara lain: 1) Amanah (dapat dipercaya), 2)
benar, jujur, 3) adil, 4) pemaaf, 5) Al-Alifah (disenangi), 6) Al-wafa‟
menepati janji, 7) Al-Ifafah (memelihara diri), 8) Al-Haya (malu), 9)
As-Syaja‟ah (berani), 10) Al-Quwwah (kuat), 11) As-Sabru (Sabar), 12) Ar-Rohmah
(kasih saying), 13) As-Sakha‟u (murah hati), 14) At-Ta‟awun (menolong), 15)
Al-Islah (damai), 16) Al-Ikha‟ (persaudaraan), 17) Al-Iqtisod (hemat), 18)
silaturrohim (tali persaudaraan), 19) Ad-Diyafah (menghormati tamu), 20)
At-Tawadlu‟, 21) Al-Ihsan, 22) Al-Khusyu (menundukkan diri), 23) Al-Muru‟ah
(berbudi luhur), 24) An-Nadhofah, 25) As-Salihah (cenderung kepada kebaikan),
26) Al-Qanaah (cukup dengan apa yang ada), 27) As-sakinah (tenang), 28)
Ar-rifqu (lemah lembut), 29) Anisatun (bermuka manis), 30) Al-khoir (baik), 31)
Al-hilmu (menahan diri dari maksiat), 32) At-tadarru‟ (merendahkan diri kepada
Allah), 33) „Izzatun Nafsi (berjiwa kuat).
Yang termasuk akhlak madzmumah antara lain: 1)
Ananiah (egoistis), 2) Al-Bagyu (lacur), 3) kikir, 4) al-buhtan (dusta), 5)
Al-Hamru (peminum khamr), 6) Al-khianat,
7) Az-zulmu (aniaya), 8) Al-jubnu (pengecut), 9) Al-fawahish (dosa besar), 10)
Al-Ghaddab (pemarah), 11) Al-ghasyu (curang), 12) Al-gibah ( mengumpat), 13)
An-namimah (adu domba), 14) Al-guyur (menipu daya), 15) Al-hasd (dengki), 16)
Al-istikbar (sombong), 17) Al-kufr (ingkar nikmat), 18) Al-liwat (homosex), 19)
Ar-riya‟ (ingin dipuji), 20) As-sum‟ah (ingin didengar kelebihannya), 21)
Ar-riba (makan riba), 22) As-sikhiriyah (berolok-olok), 23) As-sirqoh
(mencuri), 24) As-Syahwat (mengikuti hawa nafsu), 25) At-tabzir (boros), 26)
Al-ajalah (tergopoh-gopoh), 27) Qatlun Nafsi (membunuh), 28) Ak-makru
(penipuan), 29) Al-kadzbu (bohong), 30) Al-isrof (berlebih-lebihan), 31)
Al-ifsad (merusak), 32) Al-hiqdu (dendam), 33) Al-gina
(merasa tidak perlu pada yang lain). Dan lain sebagainya yang menunjukkan pada
sifat-sifat tercela.(Mustofa, 2014:197)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian
baik dan buruk : sesuatu yang disebut baik atau buruk itu relatif sekali,
karena bergantung pada pandangan dan penilaian masing-masing yang merumuskannya
dan pengertian ini bersifat subjektif, karena bergantung pada individu yang
menilainya.
Beberapa
aliran-aliran filsafat yang mempengaruhi dalam penentuan baik dan buruk
diantaranya: 1) Baik buruk menurut Aliran Adat istiadat; 2) baik buruk menurut
Aliran Hedonisme; 3) Baik buruk menurut Paham Intuitionisme; 4) Baik buruk
menurut Paham Utilitarianisme; 5) Baik dan Buruk Menurut Paham Vitalisme; 6)
Baik dan Buruk Menurut Paham Religiosisme; 7) Baik dan Buruk Menurut Paham
Evolusi.
Adapun
baik dan buruk dalam islam tidak hanya ditentukan oleh amal perbuatan nyata
saja, melainkan lebih dari itu yaitu niat yang ikhlas. Untuk menentukan baik
dan buruk, islam memperhatikan kriteria lainnya, yakni bagaimana prose
perbuatan tersebut. Perbuatan yang baik dalam islam dikenal dengan istilah
“akhlakul mahmudah” sedang yang buruk dikenal dengal „akhlakul madzmumah”.
B. Saran
Setelah
memahami arti baik dan buruk suatu perbuatan, hendaknya kita sebagai makhluk
ciptaan Allah SWt yang paling sempurna senantia berperilaku baik dan
meninggalkan segala perilaku buruk. Dengan harapan amaliyah kita yang baik
senantiasa diterima oleh Allah SWT dan mendapat balasan surga.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Ahmad. 1975. Etika (Ilmu Akhlak) Terjemah KH. Miftah
Farid, Jakarta : Bulan Bintang
Hidayat, Nur. 2013. Akhlak Tasawuf, Yogyakarta : Penerbit
Ombak Dua (Anggota IKAPI).
Mustofa, A. 2014. Akhlak Tasawuf, Bandung : Pustaka
Setia
Nata, Abuddin. 2010.
Akhlak Tasawuf, Jakarta : PT.
Rajawali Press.